www.wkgunawan.blogspot.com

Selasa, 10 November 2009

PESONA MENCIPTA by Dr. Weka Gunawan

Pesona Mencipta
By. Dr.Weka Gunawan,
Family Health, Faculty of Medicine National University of Malaysia

Saya baru saja mendapatkan majalah Pesona dari seorang kawan dekat. Ada tiga buah tulisan dalam majalah itu menarik perhatian saya, yakni: ‘Aku ada maka aku mencipta’ oleh Debra H Yatim, Bumi yang gelisah oleh Karlina Supelli dan Aku belajar berenang di usia 37 tahun! Oleh Eliza Jane Ardaneshwari.

Ya, sebagai wartawan RCTI dan Trans TV di suatu masa, saya tahu Debra H Yatim dan Karlina Supelli. Terakhir berjumpa Debra di sebuah acara di Trans TV beberapa tahun silam dan Karlina Supelli dulu masuk program kami Buletin Siang di RCTI dan memimpin Gerakan Ibu di Bunderan HI dan kemudian ditangkap aparat. Saat itu gonjang-ganjing reformasi.
Debra berkisah ia menemukan sebuah buku hasta karya dengan tokoh di dalam buku itu bernama Lola. Menariknya buku itu ditujukan untuk anak usia 7 – 10 tahun. Debra setiap hari asyik mengisi buku itu.

Membaca tulisan Debra ini mengingatkan kita semua, bahwa kalau kita berbuat sesuatu maka sangatlah menyenangkan jika tidak terbebani apapun. Kita tak perlu mengharapkan hasil akhirnya seperti apa kala melakukan proses mencipta. Merangsang daya cipta adalah dengan berbuat, dan Allah Sang Khalik menciptakan kita semua memang untuk mencipta (apapun itu) sebagai syarat menjadi Khalifah di bumi yang indah ini. Betapa banyak proses penciptaan menghasilkan kejutan-kejutan menarik: penemuan listrik, menghasilkan penicillin, dan semacamnya. Proses, proses, proses, itu mengundang keasyikkan dan seperti kata Debra, Tuhan pun mungkin tersenyum melihatnya. Ketika kita fokus pada hasil akhir maka kita seringkali malas memulai sesuatu: “Malas ah, mending beli saja”, “Malas ah, repot, buat apa kalau tidak menghasilkan uang? Buang waktu saja!”. Fokus pada tujuan akhir juga membuat kita tidak menikmati proses, “Kapan ini berakhir?”dan keluhan lain. Sehingga hasil yang didapat dari sebuah proses yang penuh keluh kesah adalah jelek belaka.

Karlina yang Doktor filsafat menulis: Gempa bumi adalah peristiwa alam sebagaimana angin, hujan. Sia-sia menuntut Bumi mematuhi hokum manusia. Manusia seharusnyalah memahami bagaimana alam bekerja dan patuh pada kaidahnya. Mengutip Rosseau yang berkomentar saat Voltaire meraung dan menyalahkan alam saat bencana di Lisbon: “Bukan alam yang membangun 26 ribu rumah bertingkat-tingkat. Keputusan manusialah yang mengubah peristiwa-peristiwa alam menjadi malapetaka yang mengerikan.

Yang ketiga adalah tulisan Eliza Jane, tulisannya menarik. Mengapa? Ia menginspirasi saya yang sudah uzur ini untuk belajar berenang. Terus-terang saya bisa berenang tetapi sungguh aneh saya tidak pernah bisa mengambil nafas di kala berenang. Nyaris setiap petang, di kolam renang apartment kami di Cemara di Kajang Selangor, saya berenang dengan anak-anak saya. Saya bisa membenamkan muka ke dalam air dan berenang hingga ke tepi kolam lainnya yang sekitar 20 meter bolak-balik tapi tanpa mendongakkan kepala. Ya, saya selalu takut karena saat mengambil nafas badan saya langsung melorot ke dalam air alias tenggelam! Maka, meski usia saya sudah tidak muda lagi saya merasa tertantang dengan tulisan Eliza ini untuk les berenang lagi.

Ketiga tulisan itu bermuara sama yakni manusia adalah pengambil keputusan pada apa yang ingin dialaminya. Allah SWT memberikan begitu banyak pilihan, mengaruniai kita: waktu, akal, energi dan kreatifitas untuk menentukan kebahagiaan kita. Seseorang pernah mengingatkan tentang ‘Personal Mastery”. Ia mengatakan sungguh penting menghargai dan berjuang untuk ‘non material resources’ seperti waktu, energi, ilmu pengetahuan, kreatifitas, relijiusitas, kejujuran, kesehatan. Dengan itu semua ternyata mudah mencapai kebahagiaan dan kekayaan. Percaya atau tidak?

Saya percaya, mengapa? Karena saya bahagia bisa menulis ini,bersyukur pada Allah SWT dikaruniai memanfaatkan waktu kala menanti seseorang datang. Maka, saya mencipta maka saya ada.

November 10, 2009. Hari Pahlawan (Ingat di Surabaya pasti seru dengan melek-an di Karang Taruna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar