oleh: Dr.Weka Gunawan, MPH
Ini sebenarnya catatan lama. Namun baru saya sadari saya tak pernah membaginya di blog ini. Padahal ini menarik karena yang mengatakannya adalah Datuk Seri Idris Jala, seorang yang diberi amanah mengemudikan kendaraan ekonomi Malaysia menuju negara maju dengan pendapatan tinggi pada tahun 2020. Rasanya luar biasa berada dalam satu seminar dan duduk di sampingnya saat seminar ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia Kuala Lumpur beberapa waktu lalu.
Pemerintah Malaysia
meminta semua orangtua
untuk lebih
berperan dalam pendidikan anak-anak mereka!
oleh: Dr.Weka Gunawan
Malaysia menekankan pentingnya pendidikan bagi
pencapaian negara maju berpendapatan tinggi pada tahun 2020. Demikian
disampaikan CEO the Performance
Management and Delivery Unit (PEMANDU), Datuk Seri Idris Jala yang juga
seorang menteri di kantor Perdana Menteri Malaysia. Idris Jala adalah salah
satu tokoh utama yang diberi amanah oleh Perdana Menteri Datuk Seri Najib untuk
melakukan program transformasi ekonomi Malaysia (ETP). Transformasi haruslah
holistik, katanya. Tidak dapat kita fokus hanya pada segmen tertentu saja.
Idris Jala adalah keturunan dayak Kelabit (salah satu suku asli yang ada di
Sarawak). Seperti umumnya Sarawakian yang bukan dari etnis Melayu, Idris Jala
adalah seorang Kristiani yang taat.
Datuk Seri Idris Jala membentangkan program transformasi ekonomi Malaysia (ETP) |
Datuk Seri Idris Jala & CSP Wekadigunawan (Dr.Weka Gunawan) |
Di Indonesia kita juga mengalami hal
yang sama. Terutama keluarga-keluarga yang tiang ekonomi rumah-tangganya
ditandu oleh suami-istri. Ayah dan ibu sibuk bekerja hingga petang. Sehingga
anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah atau sekolah.
Anak-anak yang belum bersekolah diasuh dan ’dididik’ oleh pembantu atau baby sitter. Tak jarang, anak-anak ini
diperlakukan tidak semestinya (child
abuse) oleh para pembantu tersebut. Muncul kemudian di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya misalnya, TPA atau Tempat Penitipan Anak, tetapi
sekali lagi jarang sekali yang mempekerjakan orang-orang yang benar-benar
terlatih dan berjiwa kasih sayang. Masih saja para pengasuh itu pilih kasih
dalam merawat anak-anak itu. Selain itu biaya yang dikenakan bagi balita yang
dititipkan sangat mahal padahal umumnya dikelola oleh yayasan-yayasan yang
dengan mudah memperoleh sumbangan dari banyak pihak baik swasta atau
pemerintah.
Pemerintah Malaysia percaya bahwa
memberi tumpuan pada pendidikan pra-sekolah akan menjadi fondasi kuat bagi
terciptanya sumber daya manusia yang hebat di masa yang akan datang. Idris Jala
membentangkan cetak biru program pendidikan Malaysia 2013 – 2015. Beliau juga
menggunakan sistem ranking pada sekolah-sekolah untuk usia dini dan sekolah
dasar. Band 1 adalah yang terbaik dan
band 7 adalah yang terburuk.
Diharapkan dengan sistem ranking ini sekolah-sekolah usia dini dan sekolah
dasar menempa diri dan berusaha meraih prestasi sebaik-baiknya.
Untuk sektor kesehatan, mereka yang
lanjut usia diberikan perhatian ekstra. Tidak hanya anak-anak dan kaum
perempuan saja. Mereka yang sudah berusia emas ini diharapkan tetap sehat dan
produktif karena mereka adalah tempat anak-anak muda meminta nasihat dan
umumnya kaum tua ini sudah banyak makan asam-garam kehidupan.
------------------------------------------------------------
Sekedar
berbagi, suatu hari bersama Datuk Seri Idris Jala. Banyak orangtua yang berilusi bahwa anak-anaknya akan gembira jika berlimpah uang, padahal esensinya adalah orangtua wajib mendidik anak-anak mereka! Tidak semata-mata menyerahkan pendidikan pada orang lain meski mereka membayarnya. Anak-anak yang tinggal di Pesantren yang masih mempunyai orangtua lengkap saya sarankan untuk kerap mengunjungi oragtua mereka. Supaya hubungan tetap hangat sebagai keluarga. Insya ALLAH.
Dr.Weka
Gunawan, Faculty of Medicine - National University of Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar