www.wkgunawan.blogspot.com

Kamis, 10 Maret 2011

Sindroma Down (Syndroma Down)

Sindroma Down
(trysomy 21)

By. DR. WEKA GUNAWAN ARIFF
Family Health, Universiti Kebangsaan Malaysia


Sekitar tahun 1990 – 1993, saya berada di Laboratorium Genetika Klinik, RS Dr.Soetomo Surabaya. Saya mempelajari dengan lebih detail tentang penyakit-penyakit yang diturunkan secara genetik dan masalah-masalahnya. Saya tak pernah sia—siakan waktu. Perpustakaan Kampus adalah wahana saya belajar hingga berjam-jam, juga interaksi saya dengan beberapa orangtua yang menanyakan hasil pemeriksaan kromosomnya. Seringkali tanpa sadar mereka bertanya kepada saya beberapa hal yang sesungguhnya mereka dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan yang merujuk pemeriksaan laboratorium.

Sindroma Down (Down Syndrome) adalah kelainan kromosom yang paling banyak angkanya dalam pemeriksaan laboratorium sepanjang kurun waktu tersebut. Disusul dengan Thalassemia. Para orangtua sering mengatakan apakah sebaiknya kami gugurkan saja kandungan ini? Bagaimana masa depan anak-anak dengan kelainan kromosom ini?

Benar, saya tak menampik, sebagian kawan sesama professional ‘menganjurkan’ untuk diaborsi janin yang dalam pemeriksaan kromosom terdapat kelainan itu. Tetapi saya tak pernah mencoba mengarahkan kepada pilihan tersebut (aborsi) pada orangtua. Mengapa? Karena ternyata dalam beberapa hal penderita sindroma down dapat lebih jenius dari anak-anak normal sebayanya.

Mereka lebih jenius dari mereka yang normal?

Jika ukurannya adalah angka kecerdasan intelektual dengan jago matematika, fisika, kimia dan sebagainya, maka penderita sindroma down tidak dapat melakukannya. Anak-anak dengan kelainan kromosom ini umumnya hanya memiliki IQ: 50 – 60. Mereka tidak mampu untuk berpikir abstrak. Namun jika mereka diajari bermain musik, maka ia akan menjadi musikus yang hebat, jika ia dilatih menjadi pemahat, maka ia akan menjadi pemahat yang mengagumkan. Masalahnya masih banyak orangtua bahkan di negara-negara yang sudah maju masih menganggap kelahiran putra-putri dengan sindroma down adalah aib, hukuman Tuhan, dan semacamnya. Padahal Allah, Tuhan Yang Maha Berkuasa, tak akan menjadikan ciptaan sesuatu yang sia-sia. Melihat mereka sesungguhnya membuat kita yang normal juga belajar banyak dari keajaiban ciptaan Allah yang Maha Pemurah.

Para orangtua jangan kecil hati

            Para orangtua janganlah menganggap anak yang lahir dengan down syndrome adalah beban. Mereka juga menyenangkan, karena mereka sangat tulus saat menolong dan senyumnya juga. Kebaikan dan kesabaran orangtua dan orang-orang di sekitarnya akan menolongnya mengisi hari-hari kehidupannya dengan lebih bermakna.

Sejak dini latihlah mereka

            Saat ini nyaris di seluruh negara telah tersedia pusat-pusat anak-anak yang berkemampuan khusus. Juga di Indonesia. Anak-anak sindroma down umumnya mengalami kelemahan pada syaraf-syaraf otot sehingga misalnya otot mulut menyebabkan ia sering berliuran. Atau susah untuk berjalan cepat seperti anak-anak yang lain. Maka, sejak usia 6 bulan, bayi dengan kelainan down syndrome dapat dilatih. Pelatihan yang diberikan mulai dari peningkatan psikomotor, memberikan urutan (pijat) bayi, mengajarkan mereka bersosialisasi dan juga membimbing para orangtua yang mempunyai anak-anak dengan kelainan ini.

            Sejak awal anggota keluarga lainnya: nenek, kakek, pembantu, saudara-saudara yang lain haruslah anda beritahu dan kalau perlu bawa mereka menemui konsultan kesehatan keluarga yang akan menerangkan bagaimana bersikap pada anak-anak dengan kemampuan khusus ini. Ciptakan suasana yang menyenangkan di rumah. Mohonlah selalu pada Allah SWT kesabaran dan kebahagiaan seluruh isi keluarga.

            Luangkan waktu bermain bersama anak down syndrome, dan perhatikan juga minatnya. Apakah ia suka bermain musik? Apakah ia dengan sukacita membantu anda di dapur? Membuat kue atau memasak lauk pauk? Apakah ia menyukai fashion? Ketahuilah anak-anak ini cerdas pada bidang yang diminatinya. Banyak anak-anak dengan sindroma down yang menjadi musikus, penjahit baju, chef pembuat kue dan lauk-pauk yang berhasil dan mampu berdikari bahkan membantu keluarganya mencari nafkah. Sekolahkan mereka di sekolah musik ketika mereka tampak menyukainya, sekolahkan mereka di sekolah masak-memasak dan sebagainya. Jangan khawatir untuk mencoba dan terus berusaha mengembangkan kekuatan alami anak-anak sindroma down.

            Saya ingin ingatkan pula, umumnya anak-anak dengan sindroma down tak berumur panjang. Kalaulah ia mendahului anda semua menghadap Yang Maha Kuasa maka ketahuilah bahwa anda-anda telah diberi kekayaan berlimpah dengan berkesempatan memberikan kehidupan yang sangat indah bagi mereka. Berinteraksi dengan mereka menjadikan kita lebih kaya batin dan penuh syukur, mengapa? kita semua justru belajar dari bagaimana mereka hidup. Masya ALLAH!
-----------------------------------------------------------------
Salam saya, Weka Gunawan.
Kuala Lumpur 11 Maret 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar